Memelihara ikan mas itu mudah. Ikan mas
banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia, terutama yang memiliki
perairan air tawar. Ikan mas enak rasanya apabila dimasak.
Sehingga banyak sekali permintaan ikan mas berukuran konsumsi. Dikarenakan banyak
permintaan maka kebutuhan benihpun menjadi besar. Demikian juga kebutuhan pakan
ikannya pun menjadi besar pula. Sehingga terjadilah rangkaian bisnis spesies
ikan mas ini menjadi besar.
B. Macam-Macam Ikan Mas
Di
Indonesia terdapat beberapa macam ikan mas. Masing-masing ikan mas mempunyai
sifat dan karakter yang agak berbeda. Macam ikan mas tersebut adalah:
|
|
C. Ciri-Ciri Ikan Mas
1. Ikan Mas Betina (gambar 2)
§ Tubuhnya gemuk,
§ Lubang genital terletak di belakang lubang
anus,
§ Betina masak kelamin apabila perut telah
membesar dan bila diraba terasa lunak
2. Ikan Mas Jantan (gambar 2)
§ Tubuhnya langsing,
§ Lubang genital terletak di depan lubang
anus,
§ Jantan masak kelamin apabila perut diurut
kearah lubang genital maka ikan akan mengeluarkan cairan kental berwarna putih
susu.
WADAH PEMELIHARAAN IKAN MAS
Ikan mas mudah dipelihara, sehingga wadah budidayanya tidak menghendaki
suatu persyaratan konstruksi yang khusus. Intinya hanya menghendaki persyaratan
kualitas air yang layak. Ikan mas tersebut bisa dipelihara dalam wadah seperti
terlihat pada .
MEMBENIHKAN IKAN MAS
Pembenihan
ikan merupakan kegiatan perbanyakan ikan sebagai salah satu tahapan kegiatan penting di dalam budidaya
ikan. Tanpa dikuasainya keterampilan
pembenihan ikan tersebut, dikarenakan terus-menerus dieksploitasi dan
dikonsumsi maka ikan akan habis. Sehingga untuk melestarikan ikan, maka keterampilan pembenihan ikan sangat perlu dikuasai.
Keterampilan pembenihan ikan mas tidak sulit, bahkan sangat sederhana
sehingga akan cepat dikuasai bagi pengusaha ikan pemula. Disarankan apabila
akan mempelajari keterampilan pembenihan ikan species tertentu sebaiknya
sebagai dasar perlu mempelajari keterampilan pembenihan ikan mas terlebih
dahulu.
A. Menyiapkan Kolam
Pemijahan
Kolam pemijahan ikan mas perlu dipersiapkan karena
ikan mas hanya mau memijah apabila dipenuhinya persyaratan-persyaratan yang
dikehendakinya. Persyaratan tersebut diantaranya adalah air kolam harus
mengandung petrichor, air bersih, dibutuhkan substrat dan ada suara
gemericik air. Bagaimana cara mendapatkan hal itu?
Ikan mas
segera akan memijah apabila
airnya mengandung petrichor. Petrichor adalah
semacam bau ampo atau zat kimia katalisator. Untuk mendapatkan petrichor ini dasar kolam harus kering. Cara
pengeringan dasar kolam pemijahan ikan mas yang sering dilakukan oleh petani
adalah dengan penjemuran sinar matahari atau melakukan pembakaran sesuatu di
kolam tersebut. Setelah dasar kolam pemijahan kering benar, kemudian diairi
maka air di dalam kolam tersebut biasanya akan mengandung bahkan bau petrichor.
Ikan mas memijah dibutuhkan substrat. Substrat
adalah tempat menempelnya telur. Jenis substrat yang baik adalah kakaban yang
tebuat dari ijuk (gambar 8). Tetapi seandainya kakaban ijuk tidak ada maka bisa diganti dengan benda yang
mirip dengan ijuk bisa berupa jerami atau rumput. Prinsip telur ikan mas akan menempel pada
substrat. Sehingga air atau kolam pemijahan harus bersih dari kotoran atau
sampah karena apabila tidak, hal ini
dikhawatirkan akan dijadikan tempat menempelnya telur.
Suara
gemericiknya air ternyata akan merangsang pemijahan ikan mas. Sehingga
pengaturan aliran air pada pemijahan menjadi penting agar suara gemericik bisa
didapatkan.
Agar didapatkan telur yang menempel pada subtrat
banyak dan menyebar rata, maka perlu kakaban diatur sedemikian rupa.
Berdasarkan pengalaman pengaturan kakaban yang baik adalah model susun berjajar
dan atau model substitusi. Pengaturan
ini penting untuk mendapatkan fertilitas dan daya tetas telur yang tinggi.
Untuk induk betina (khususnya) dengan berat
1-2 kg biasanya dibutuhkan kakaban 8 buah dengan ukuran kakaban 1,25 X 0,45 m
dengan ukuran kolam pemijahan
biasanya 1,5 X 3 X 1 m. Kolam pemijahan dapat dilihat pada.
Langkah Menyiapkan Kolam Pemijahan
1.
Surutkan
air kolam hingga kering.
2.
Periksa
pematang kolam dari kerusakan, dan perbaiki bila dibutuhkan.
3.
Keringkan
dasar kolam dengan sinar matahari hingga minimal 3 hari.
4.
Susunlah
kakaban berjajar rapat dan lapis dua dengan jarak 0,4 m. Perhatikan bentuk
kolam!
5.
Apabila
telah kering, pasangkan kakaban yang telah tersusun tersebut dengan jarak 0.25
m dari dasar.
6.
Masukkan
air ke dalam kolam pemijahan hingga kedalaman 1 m. Pertahankan permukaan air tersebut.
7.
Usahakan
tetap ada air masuk hingga timbul suara gemericik.
B. Memilih Induk Matang Gonad
Tingkat kematangan gonad ikan sangat mempengaruhi
keberhasilan pemijahan ikan. Walaupun saat ini telah banyak diketemukan hormon–hormon perangsang pertumbuhan dan
pematangan gonad, namun tetap saja membutuhkan waktu dalam proses pertumbuhan
dan pematangannya.
Untuk mendeteksi kematangan gonad ikan bisa
dilihat dari tanda-tanda morfologi dan fisiologi sel telur atau sel sperma. Tanda-tanda morfologis ikan matang
gonad (gambar 10) adalah:
Ikan betina : Gerakannya lamban, Perut gembung, Perut bila diraba terasa lunak, Kulit kadang kelihatan memerah, Kadang-kadang
telur telah keluar pada lubang genital,
Lubang genital memerah, Warna telur telah transparan.
Ikan
jantan : Ikan lebih
langsing dibanding ikan betina, Gerakannya lincah, Bila diurut kearah lubang
genital cairan seperti susu akan keluar.
Disamping
kesehatan, kenormalan ikan merupakan unsur yang penting juga, karena
faktor ini akan diturunkan kepada
anaknya.
Pada saat pemilihan induk ikan matang gonad usahakan induk ikan tidak stress.
Jika induk ikan stress walaupun kematangan gonadnya sudah memenuhi, ikan
tersebut biasanya tidak akan memijah. Jika demikian keadaannya pemijahan ikan
bisa tertunda atau malah tidak jadi memijah, yang akhirnya telur ikan akan
terserap kembali atau atresia.
Langkah Memilih Induk Jantan
dan Betina Matang Gonad
1.
Pasanglah
2 hapa pada tempat yang banyak dan relatif jernih airnya.
2.
Surutkan
air kolam yang ada induknya.
3.
Tangkaplah
induk ikan secara hati-hati, usahakan ikan tidak stress.
4.
Pilihlah
induk jantan matang gonad.
5.
Masukkan
ke dalam hapa induk jantan.
6.
Pilihlah
induk betina matang gonad.
7.
Masukkan
ke dalam hapa induk betina.
8.
Biarkan
hingga induk ikan bergerak normal kembali (tidak stress).
C. Memijahkan Ikan Mas
Pemijahan ikan mas dapat dilakukan dengan
hanya memanipulasi lingkungan, tanpa
perlakuan perangsangan hormon. Persiapan kolam pemijahan yang telah dilakukan
merupakan manipulasi lingkungan. Kesiapan induk yang meliputi kematangan
gonad, keseimbangan pasangan juga
merupakan kunci keberhasilan pemijahan ikan mas.
Pasangan ideal ikan mas adalah antara induk betina
dan jantan berbanding 1 : 1 berdasarkan berat
tetapi disarankan 1 : 2
berdasarkan jumlah ikan sehingga apabila induk betina 2 ekor maka induk jantan
4 ekor. Perbandingan ini berhubungan dengan jumlah sperma yang diharapkan akan
membuahi sel telur. Apabila jumlah sel sperma kurang dikhawatirkan akan
mengakibatkan banyak telur yang tidak terbuahi sehingga telur akan mati
(infertil). Tetapi kebalikannya fertilitasnya tinggi apabila jumlah sel sperma
yang membuahi sel telur banyak dan terjadi pembuahan. Bisa dibayangkan proses
pembuahan sel telur oleh sperma ikan terjadi di luar tubuhnya (external)
sehingga gangguan oleh lingkungan sangat tinggi. Bagaimana sel sperma bisa
mencapai sel telur perlu perjuangan yang kuat, lingkungan yang memadai dan
adanya rangsangan dari sel telur itu sendiri.
Proses memijahnya ikan mas adalah bertahap tidak
sekaligus sel telur itu keluar dari tubuhnya. Telur akan dikeluarkan menyebar
seiring dengan kemana ikan itu berenang. Dengan demikian membutuhkan waktu.
Atas
dasar hal itu maka disusunlah substrat kakaban itu berjajar dan berlapis dua.
Saat ini muncul pula penggantian substrat baru apabila substrat yang lama telah
penuh dengan telur (gambar 11). Dengan usaha semacam ini diharapkan penyebaran
telur merata, jumlah telur yang tertangkap pada kakaban lebih banyak
sehingga angka pembuahan akan tinggi dan sebagai akibat terakhir derajat
penetasanpun menjadi tinggi.
Kapan ikan mas itu memijah. Ikan mas akan memijah
menjelang fajar hingga muncul matahari. Saat itu suhu air relatif stabil
sehingga kondisi perairan pun cukup stabil. Keadaan lingkungan juga hening,
suara gemericik air semakin merangsang ikan untuk memijah. Memang bagaimanapun
lingkungan akan sangat mempengaruhi kemauan ikan mas untuk memijah.
Langkah Kerja Memijahkan Ikan Mas
1.
Alirkan air masuk ke dalam kolam pemijahan secara
perlahan-lahan jika kolam pemijahan belum diairi.
2.
Masukkan
pasangan induk ikan yang telah disiapkan secara hati-hati,pada saat kedalaman air 40 cm.
3.
Alirkan
air masuk ke dalam kolam pemijahan hingga mencapai kedalaman 100 cm.
4.
Peliharalah
kedalaman air tersebut dengan tetap ada suara gemericik air.
5.
Amatilah cara memijah ikan tersebut.
D. Menetaskan Telur Ikan
Matahari mulai muncul, biasanya ikan mas telah
selesai memijah. Kondisi induk ikan mas setelah selesai memijah akan kelelahan kurang energi, sehingga apabila dibiarkan
induk ikan campur dengan telur ikan maka telur ikan akan dimakan oleh induknya.
Untuk mengatasi hal ini
segera dipisahkan antara induk ikan mas dengan telurnya. Cara memisahkannya
biasanya kakaban yang berisi telur dipindahkan ke dalam kolam penetasan telur
yang sebelumnya telah dipersiapkan.
Sebelum pemindahan telur kakaban yang berisi telur
perlu dicuci dengan cara menggoyang-goyangkan kakaban tersebut pada air kolam
pemijahan atau kolam penetasan. Tujuan dari pencucian telur ini agar telur
terbebas dari tertempelnya kotoran yang ada dalam air baik lumpur maupun
sampah, dll. Telur ikan tersebut telah terbuahi sehingga telah ada kehidupan didalamnya.
Salah satu tanda–tanda kehidupan adalah adanya metabolisme, dengan demikian
akan mengeluarkan sisa pembakaran. Sisa pembakaran tersebut dikeluarkan melalui
pori-pori telur. Apabila
pori-pori telur tesumbat oleh kotoran maka sisa pembakaran tidak akan keluar.
Hal ini mengakibatkan perubahan kondisi di dalam telur tersebut. pH dan zat lainnya akan berubah cenderung ke
arah asam sehingga lama-kelamaan kehidupan di dalam telur akan mati.
Proses perkembangan dan pertumbuhan embrio akan
mencapai puncaknya ketika telur tersebut menetas. Menetasnya telur ini akibat
desakan dari embrio itu sendiri dan dibantu oleh enzim chorionase untuk
menghancurkan cangkang telurnya. Segala
proses akan dipercepat apabila suhu lingkungannya meningkat. Sehingga cepat
lambatnya proses penetasan dipengaruhi oleh kondisi media penetasannya.
Biasanya dibutuhkan waktu 18-36 jam untuk penetasan telur ikan mas.
Larva ikan setelah menetas dari telurnya masih
dibekali cadangan makanan yang berupa kantong kuning telur atau egg yolk. Cadangan makanan ini cukup
hingga 3 – 4 hari. Jadi setelah cadangan makanan habis maka benih ikan mas
perlu diberi makanan tambahan baik berupa pakan alami atau emulsi kuning telur
atau pakan berupa bubuk.
Kakaban
sekarang hanya tinggal cangkang telur. Untuk menghindari proses pengotoran air
media sebaiknya kakaban segera diangkat. Pastikan telur telah menetas semua dan hati-hati cara
mengangkat kakaban. Jangan
sampai larva ikut terangkat bersama kakaban. Perawatan larva perlu ketekunan
dan kehati-hatian. Pengaturan aerasi, penyiponan, penggantian air dibutuhkan
kehati-hatian. Hal ini semata-mata untuk menstabilkan kualitas air media.
Contoh apabila aerasi terlalu besar bisa mengakibatkan penyakit ”Gas Buble
Disease”.
Langkah Menetaskan Telur Ikan
1.
Siapkan
kolam penetasan, bersihkan dan keringkan.
2.
Airi
kolam penetasan dengan kedalaman 40 cm.
3.
Angkat
kakaban berisi telur dan cuci dengan cara menggoyang-goyangkan kakaban
tersebut.
4.
Amati warna telurnya.
5.
Pindahkan kakaban yang berisi telur ke dalam
kolam penetasan dengan kedalaman 10 cm. Usahakan kakaban tenggelam.
6.
Pasang
aerator bila perlu. Aerator tidak perlu besar.
7.
Pindahkan
induk ikan yang berada di dalam kolam pemijahan ke dalam kolam induk.
8.
Amati
kapan telur mulai menetas.
9.
Perkirakan
berapa persen derajat penetasanya.
10.
Apabila
telur telah menetas semua, angkat kakaban, cuci dan keringkan untuk disimpan
kembali.
E. Memelihara Larva
Fase larva adalah fase kritis dalam siklus hidup
ikan, sehingga pemeliharaan larva merupakan fase yang paling sulit. Beberapa
faktor yang menyebabkan pemeliharaan larva memiliki tingkat kesulitan tinggi
yaitu:
§ Tubuh larva kecil dan belum sempurna
sehingga bukaan mulut juga kecil, sehingga pemilihan pakan juga harus
hati-hati.
§ Larva membutuhkan pakan alami, sehingga
menuntut penyediaan pakan alami.
1. Menyiapkan Peralatan dan Wadah Pemeliharaan
Larva
Penyiapan peralatan dan wadah pemeliharaan
dilakukan sebelum larva dipindahkan ke dalam wadah pemeliharaan. Penyiapan ini
bertujuan agar larva hidup dengan layak, tidak terganggu oleh lingkungan yang
tidak dikehendaki, tidak terganggu oleh bakteri atau kuman sehingga pertumbuhan
larva akan cepat. Peralatan dan wadah perlu disanitasi dengan direndam pada air
Kalium Permanganat. Sedangkan media
perlu diciptakan agar kualitas air memenuhi persyaratan hidup larva tersebut,
meliputi :
§ Suhu 27 – 30 °C
§ Derajd Keasaman 6,8 – 7,8
§ Kelarutan Oksigen 6 – 8 ppm.
Wadah
yang sering digunakan adalah bak semen, fiber glas atau kadang-kadang kolam
penetasan merupakan bagian dari kolam pendederan. Sedangkan peralatan yang
sering dipergunakan adalah ember, scoop
net (serok larva), selang sipon, sikat,dll.
2. Menebar Larva
Larva yang telah berumur 3-4 hari biasanya
dijarangkan. Penebaran larva perlu hati-hati (gambar 13). Setelah 3 hari
biasanya yolksac telah habis,
sehingga pada saat itu membutuhkan tambahan pakan dari luar, dan larva sudah
mulai makan pakan tambahan itu. Setelah larva menetas semua kakaban perlu
diangkat untuk dibersihkan dan dikeringkan.
3. Memelihara Kualitas Air
Agar diperoleh kualitas air sebagai media hidup
larva tetap stabil maka air media selalu disipon dan diganti air (gambar 14).
Sipon hanya diperkenankan paling banyak 1/3 dari volume air, kemudian diganti
dengan air yang baik sebanyak volume yang hilang disipon. Kotoran larva, sisa pakan larva memang segera
harus dibersihkan dengan cara disipon. Kotoran tersebut potensi untuk
menurunkan kualitas air media. Kemampuan larva untuk adaptasi terhadap
lingkungan air yang baru sangat terbatas. Jaga aerasi tetap ada dengan dipasang
aerator. Aersi secukupnya, tidak boleh besar-besar. Jaga kualitas air seperti tersebut di atas.
4. Memberi Pakan Larva
Larva harus diberi pakan (gambar 15). Sebab pada
wadah dan media yang terbatas terkondisi, maka pakan alami secara alamiah tidak
tersedia. Pemberian pakan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Jenis pakan
yang diberikan berupa emulsi kuning
telur, pakan buatan berupa tepung dan pakan alami.
Emulsi
kuning telur adalah kuning telur yang telah direbus dilarutkan ke dalam air
secukupnya hingga larutlah kuning telur tersebut dan terbentuk emulsi kuning
telur. Pakan buatan berupa tepung dapat diperolah pada penjual pakan ikan.
Sedangkan pakan alami banyak macamnya, yaitu rotifera, daphnia, moina dan branchionus.
Dari ketiga jenis pakan larva tersebut yang paling baik adalah pakan alami
dikarenakan pakan alami berupa organisme renik yang hidup sehingga apabila
pakan larva tidak habis maka organisme
tersebut tetap masih hidup hingga tidak mencemari air media. Hal ini sangat
berbeda dengan pakan tidak hidup yaitu apabila pakan tersisa maka sisa pakan
tersebut akan mencemari lingkungan media larva. Pemberian pakan diusahakan
seefisien mungkin, pakan dimakan semua hingga tidak sisa.
6. Memanen Larva
Setelah larva berumur 10-15 hari Larva dipanen
dengan cara mengurangi air media pemeliharaan secara pelan-pelan. Persis di
depan lubang pengeluaran dipasang scoop net bersama ember. Setelah air surut
hingga secukupnya maka larva ditangkap dengan menggunakan scoop net secara pelan-pelan. Usahakan larva tidak
lecet atau luka. Larva tersebut ditampung pada ember untuk dilepaskan pada
kolam pendederan yang telah disiapkan sebelumnya.
MENDEDERKAN BENIH IKAN
1. Menyiapkan Wadah
Pendederan
a.
Mengolah Dasar Wadah
Pengolahan dasar wadah (kolam) pendederan
dilakukan sebelum pendederan benih dilakukan (gambar 16). Pengolahan dasar kolam pendederan sangat penting dilakukan
karena dasar kolam yang diolah akan meningkatkan kesuburan kolam sehingga akan
mampu meningkatkan produktifitas kolam tersebut. Jika kolam dipergunakan terus
menerus tanpa kemudian diolah maka kolam akan menjadi asam.
Bagaimana mengolah dasar kolam yang baik?
Sebelum
pengolahan dasar kolam dilakukan terlebih dahulu kolam dikeringkan. Dasar kolam
dicangkul merata tidak perlu terlalu dalam, kira-kira kedalaman 15 cm. Hal ini
dimaksudkan nantinya agar tidak membentuk lumpur yang terlalu dalam.Hindari
adanya telapak kaki, karena apabila ada telapak kaki akan mempersulit
penangkapan benih ikan pada saat panen nantinya. Dengan adanya pengolahan dasar
kolam struktur tanah diperbaiki, dengan terbaliknya tanah tanah akan menjadi
lebih gembur dan pori-pori tanah terbentuk sehingga udara akan mengisi
pori-pori tersebut. Yang lebih penting lagi lapisan kedap air terbentuk
sehingga rembesan air tidak terjadi. Lakukan pengolahan dengan membentuk dasar
kolam agak mering ke tengah ke arah kemalir.
2. Memelihara Benih Ikan
a. Melepas Benih Ikan
Benih ikan yang masih berupa post larva/lepas hapa
hasil tangkapan dari bak penetasan dilepaskan dengan menggunakan metoda aklimatisasi pada sore atau pagi hari.
Pada saat itu suhu air relatif masih stabil. Metoda aklimatisasi yaitu suatu metoda melepaskan larva/benih/ikan setelah
ikan menyesuaikan diri pada lingkungan barunya, yaitu dengan cara meletakkan
ikan bersama wadah ke dalam lingkungan yang baru. Wadah tersebut secara pelan
akan teraliri air hingga ikan akan beradaptasi secara perlahan. Setelah ikan
merasa telah beradaptasi maka ikan akan mulai lepas dengan sendirinya dan lari
ke dalam lingkungan yang baru.
Padat penebaran 400 – 500 ekor/m2 post
larva, dengan luasan kolam pendederan 500 – 1000 m2.
b. Memberi Pakan Tambahan
Di dalam kolam pendederan tersebut telah ditumbuhi
pakan alami sebagai pakan benih ikan. Dimungkinkan larva pada suatu periode
waktu pakan alami melimpah sehingga tidak dibutuhkan pakan tambahan. Tetapi pada periode dimana organisme atau
pakan alami telah berkurang maka pakan
tambahan dibutuhkan. Pakan tambahan berupa hi-provit tepung dengan berprotein tinggi
diberikan setelah benih berumur 1 minggu di dalam kolam pendederan. Pakan diberikan dengan frekuensi 2 kali satu hari yaitu pagi dan sore hari.
Jumlah pakan yang diberikan secukupnya tidak perlu banyak, karena pemberian
pakan buatan ini bersifat tambahan.
c. Mengelola Kualitas Air
Air media pemeliharaan benih ikan perlu dijaga
kualitasnya, sama seperti kualitas air media pemeliharaan larva. Pengelolaan
air di dalam kolam pendederan cukup hanya memasukkan air dengan debit kecil
dengan diimbangi pengeluaran air yang kecil pula, sehingga terjadi keseimbangan
dan volume air di dalam kolam pendederan tetap. Apabila debit air masuk tinggi
maka pakan alami atau nutrisi air yang telah terbentuk akan larut, hanyut
terbawa air, lama-kelamaan air kolam akan miskin hara atau pakan alami. Lagi
pula apabila debit air tinggi maka benih akan sering melakukan penyesuaian diri
terhadap air tersebut, sedangkan untuk penyesuaian diri dibutuhkan energi.
Sehingga benih ikan akan lambat pertumbuhannya.
d. Memanen Benih Ikan
Setelah pendederan benih ikan berumur 5 minggu maka benih ikan perlu dipanen untuk
dibesarkan. Pemanenan benih sebaiknya dimulai pada pagi hari, sebelum matahari
muncul. Karena pada saat itu suhu masih dingin dan stabil. Kini benih ikan
telah mencapai ukuran 5-8 cm, dengan berat 2.5 – 20 gram. Untuk memanen benih
ikan pertama-tama yang harus dilakukan adalah membuka pintu air keluar, atur
agar air keluar secara perlahan. Tetapi sebelumnya dipasang saringan terlebih
dahulu agar benih tidak ikut keluar terbawa air. Tutuplah pintu air masuk,
usahakan tetap masih ada air yang masuk walau hanya sedikit. Pemanenan benih
ikan dapat dilihat pada Gambar 19.
Setelah benih telah berkumpul di kemalir dan
kobakan maka benih ikan kemudian ditangkap dengan menggunakan serok halus.
Masukkan benih ke dalam wadah penampungan sementara. Lakukan penangkapan benih
hingga benih habis tidak tersisa lagi.
Ukuran
benih ikan mas
Ada beberapa katagori ukuran benih ikan mas. Benih
ikan mas yang biasa dipersiapkan untuk pembesarana adalah benih berukuran 5 – 8
cm atau 8.0 – 12 cm , (Ngaramo atau Ngaramo lepas). Benih ukuran tersebut
biasanya didapat setelah periode Pendederan II.
makan waktu kira-kira 5 minggu lagi dari Pendederan I. Jadi benih ikan
kira-kira berumur 10 minggu dari ukuran larva lepas (0.6 – 1.0 cm).