Perikanan
merupakan suatu sektor yang terus berubah dan berkembang dari tahun ke
tahun. Budidaya Perairan sebagai salah
satu subsektor perikanan tidak luput dari hal tersebut. Perbaikan dan penerapan teknologi dan inovasi
terus dilakukan pada setiap kegiatan budidaya baik berupa teknologi dan inovasi
sederhana sampai kepada yang tingkat tinggi.
Sebagai contoh
penerapan teknogi dan inovasi tersebut seperti:
1.
Penerapan Efektive Metabolism (EM) atau probiotik pada
persiapan lahan atau pada pengelolaan kualitas air wadah.
2.
Penerapan plankton katalis untuk memacu perkembangan
plankton di kolam
3.
Manipulasi lingkungan dalam pemijahan ikan-ikan budidaya
tertentu
4.
Penerapan hormon artifisial untuk pemijahan ikan-ikan
tertentu, dan lain sebagainya.
Ikan bawal air
tawar (Colosoma macropomum),
merupakan ikan yang cukup banyak diminati oleh masyarakat sebagai ikan konsumsi
karena rasa dagingnya yang enak.
Sedangkan para petani menyenangi membudidayakan ikan ini adalah karena
cara membudidayakannya yang relatif mudah, biaya produksi relatif murah, serta
pertumbuhannya yang cepat.
Pada ikan bawal
air tawar (Colosoma macropomum),
teknik pembenihan yang umum diterapkan oleh para pembenih adalah secara semi
-buatan, dimana induk jantan dan betina sebelum memijah terlebih dahulu
dirangsang dengan menggunakan hormon hipofisa atau hormon buatan (ovaprim),
sedangkan pemijahannya terjadi secara alami (memijah sendiri).
Adapun yang dilakukan pada metode Pembenihan ikan bawal (Colosoma
macropomum) diantaranya
adalah:
1.Mempersiapkan
wadah dan media pemeliharaan
2.Pemberian
pakan pada induk dan larva
3.Pemindahan
larva dan menyipon.
Induk
ikan bawal tawar (Colosoma macropomum) yang
siap dipijahkan adalah induk jantan dan betina yang mempunyai berat lebih
minimal 2,0 kg, dimana induk-induk tersebut masing-masing telah matang gonad
(kelamin).
Induk ikan bawal air tawar dapat dilihat pada Gambar 2.
Pada
induk ikan bawal jantan yang matang gonad dicirikan dengan warna bagian dada
yang merah cerah, serta kalau distripping ke arah bagian perut akan keluar
sperma (cairan putih susu). Sedangkan
pada induk betina ciri yang matang gonad dapat dilihat dari bagian perutnya
yang mengembang (besar). Adapun untuk
memastikan bahwa telur induk betina sudah matang gonad sebaiknya contoh
telurnya diambil menggunakan kateter (canulator), yaitu dengan memasukkan
kateter ke dalam bagian urogenital (lubang kelamin betina) yang terdapat
saluran kantung telurnya (oviduct) sedalam ± 2,5 cm, lalu diisap secara
perlahan sehingga telur sebagian masuk ke dalam selang kateter. Apabila telur sudah berbentuk bulat, warnanya
kehijauan, serta mempunyai ukuran yang seragam, menandakan induk sudah matang
kelamin dan siap dipijahkan.
Dalam
kegiatan pemilihan induk matang kelamin ini langkah awal yang dilakukan adalah
menangkap induk-induk tersebut dengan menggunakan jaring insang, yaitu dengan
menyeret jaring dari bagian kolam belakang ke bagian depan kolam. Karena ikan-ikan ini mudah ditangkap maka
induk-induk dapat terjaring, yang selanjutnya dapat ditampung pada hapa. Selanjutnya seleksi induk dapat dilakukan
dengan memilih yang betul-betul siap pijah.
Gambar 2.
Induk Ikan Bawal
1. Alat dan bahan
·
Timbangan
·
Jaring insang
·
Seser induk
·
Hapa
|
Keselamatan Kerja:
·
Bekerjalah dengan hati-hati
·
Pergunakanlah alat dan bahan sesuai dengan fungsi dan
cara kerjanya
·
Pergunakanlah pakaian praktek/yang sesuai
Langkah Kerja:
·
Tangkaplah induk-induk
·
Tampunglah di dalam hapa
· Pilihlah induk jantan yang matang kelamin dengan cara menstripping induk,
apabila keluar sperma tetapkanlah sebagai induk jantan yang terpilih. Timbanglah bobot induk jantan yang terpilih.
· Pilihlah induk betina yang matang kelamin dengan menggunakan kateter, lalu
timbang berat tubuhnya.
·
Masukkan induk-induk yang sudah dipilih ke dalam wadah
pemberokan
·
Lakukanlah pemberokan selama sehari atau lebih tergantung
kondisi induk
MEMIJAHKAN INDUK BAWAL AIR TAWAR (Colosoma
macropomum)
Gambar 5.
Wadah pemijahan induk bawal air tawar
Selanjutnya
induk-induk betina dan jantan yang sudah selesai disuntik disatukan pada wadah
pemijahan yang sudah disiapkan. Biasanya induk-induk akan memijah pada tengah
malam sampai subuh, dimana induk betina mengeluarkan telurnya yang diiringi
dengan induk jantan membuahi telur-telur tersebut dengan mengeluarkan
spermanya. Pembuahan secara ovipar ini
akan menghasilkan telur-telur yang sangat banyak yang dapat dilihat dari
telur-telur terdapat berwarna putih jernih melayang-layang di air. Telur yang biasanya berukuran kecil ketika
dilepaskan ke air dan dibuahi akan mengembang sehingga mencapai ukuran beberapa
kali lipat ukuran asalnya.
Langkah
Kerja
1. Alat
dan bahan
Wadah pemijahan
Blower/Aerator
Selang aerasi
Seser induk
Hapa
|
Spuit
Hormon ovaprim
Aquabidest
|
Keselamatan Kerja:
Bekerjalah dengan hati-hati
Pergunakanlah alat dan bahan sesuai dengan fungsi dan
cara kerjanya
Pergunakanlah pakaian praktek/yang sesuai
Langkah Kerja:
Siapkanlah wadah pemijahan sesuai kebutuhan.
Hitunglah kebutuhan hormon untuk penyuntikan pertama dan
kedua ,lalu ambil hormon pada botolnya menggunakan spuit sesuai kebutuhan,
untuk menjamin hormon masuk dan bereaksi dengan baik didalam tubuh induk,
encerkan hormon tersebut dengan aquabidest dengan perbandingan 2 – 4 kali
lipat.
Tangkaplah induk betina lalu suntiklah pada bagian
punggung sebelah kanan untuk penyuntikan
pertama, selanjutnya pada punggung sebelah kiri untuk yang kedua (agar induk
tidak stress).
Pada saat penyuntikan ke dua induk betina lakukanlah
penyuntikan induk jantan dengan jumlah hormon yang sudah ditentukan.
Masukkanlah induk-induk yang sudah disuntik ke dalam
wadah pemijahan.
Tutuplah wadah pemijahan dengan menggunakan bahan yang
dapat menjaga induk-induk tidak loncat dari dalam wadah ke luar.
Amatilah proses pemijahannya, apabila proses pemijahan
sudah selesai segera tangkap induk-induknya untuk dipindahkan ke kolam
pemeliharaan induk.
MENETASKAN TELUR DAN MEMELIHARA LARVA BAWAL
Setelah
induk memijah kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah menetaskan telur dan
memelihara larva bawal. Rangkaian
kegiatannya adalah menyiapkan wadah untuk menetaskan telur dan memelihara
larvanya. Wadah yang dipersyaratkan
adalah wadah yang higienis serta memenuhi kriteria kualitas air yang baik.
Suhu
air wadah diusahakan berkisar antara 27 – 30 oC, konsentrasi O2
terlarut sebaiknya tidak kurang dari 5 ppm,; pH 6,5 – 8,5; amonia < 0,02; H2S < 0,006 ppm; dan alkalinitas
30 mg/l setara CaCO3. Untuk penetasan telur hembusan blower (udara)
harus selalu besar agar telur selalu teraduk (melayang-layang) dalam air, sebab
apabila ada telur yang mengendap (tidak teraduk) akan menyebabkan tidak mau
menetas. Telur ikan bawal yang sudah dibuahi dapat
dilihat pada Gambar 6.
Gambar
6. Telur ikan bawal yang sudah
dibuahi
Penetasan
bisa dilakukan langsung di
wadah
seperti bak fiberglass, bak semen, akuarium,
atau pada corong tetas asal dengan syarat kualitas airnya baik serta kondisi
airnya selalu mengeluarkan gelembung udara agar telur terus teraduk .
(gambar 7).
Ketika
saat penetasan telur, agar kandungan amoniak tidak terlalu tinggi sebaiknya setiap 2 -3 jam
sekali selalu dilakukan penggantian air.
Karena apabila kandungan amoniak tinggi akan menyebabkan telur gagal
menetas atau larva yang baru menetas akan mati.
Setelah
± 14 jam sejak
telur dipindahkan dari bak pemijahan telur sudah mulai menetas. Maka kegiatan pemanenan larva sudah bisa
dilakukan. Caranya cukup mudah dan sederhana yaitu dengan mengangkat/ mematikan
aerasi beberapa saat sehingga larva yang baru menetas timbul dipermukaan
sedangkan cangkang telurnya akan mengendap di dasar wadah. Maka ketika itulah dilakukan pemindahan larva
dengan cara menyeser larva pada wadah.
Hal ini dilakukan terus menerus beberapa kali sampai diperkirakan larva
sudah terpanen semuanya atau sebagian besar sudah terpanen.
Gambar 7.
Akuarium untuk memelihara larva bawal
Pada
saat pemeliharaan larva hal yang harus dilakukan adalah menjaga kondisi
kualitas air agar tetap baik.
Diantaranya yang penting dilakukan ialah menyifon kotoran organik yang
terdapat pada air, serta melakukan penggatian air secara parsial (0,5 – 0,7
bagian air).
Larva bawal mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur (Yolk) yang besar. Biasanya cadangan makanan tersebut akan habis
setelah berumur 3 – 4 hari setelah menetas.
Oleh sebab itu penyiapan makanan alami berupa artemia baru diberikan pada
hari ke 4 atau ke 5. Itu berarti
penetasan artemia baru dilakukan ketika larva berumur 3 hari, sebab cyst
(telur) artemia akan menetas sekitar ± 16 jam
(tergantung merk dagang/kualitas cyst).
Cara
untuk menetaskan artemia adalah dengan membuat larutan garam dengan konsentrasi
15 – 20 ppt. Untuk satu galon aqua cukup
ditetaskan sekitar 4 sendok telur artemia,
selanjutnya wadah penetasan yang berisi air garam dan telur artemia tadi
diberi aerasi yang cukup sedang secara terus menerus.
Padat
penebaran larva dalam wadah akuarium berukuran
80 x 40 x 40 cm kira-kira 5.000 ekor, sedangkan apabila di dalam bak
yang berukuran 100 x 200 cm dapat mencapai 50.000 – 75.000 ekor. Adapun pemberian pakan berupa artemia
dilakukan 3 – 4 jam sekali tergantung kondisi perut larva apakah masih berisi
pakan atau sudah habis dicerna.
Langkah
Kerja
1. Alat dan bahan
Wadah penetasan dan pemeliharaan larva
Sikat lantai
Blower/Aerator
Pompa submersible
Outomatic water heater
Termometer
Selang air
Desinfektan?sabun colek
|
Selang aerasi
Seser larva
Corong tetas
Ember/wadah penetasan artemia
Mangkok
Sendok
Artemia
Garam dapur (NaCl)
|
Keselamatan Kerja:
Bekerjalah dengan hati-hati
Pergunakanlah alat dan bahan sesuai dengan fungsi dan
cara kerjanya
Pergunakanlah pakaian praktek/yang sesuai
Langkah
Kerja :
Bersihkanlah wadah untuk menetaskan telur dan memelihara
larva menggunakan sikat lantai dan desinfektan.
Isilah wadah dengan air bersih sampai volume yang
ditentukan.
Pasanglah aerator dan heater minimal 15 menit sebelum
diisi dengan telur dan larva. Khusus untuk wadah penetasan perbesarlah
aerasinya sampai apabila berisi telur nantinya telur akan teraduk
melayang-layang diair.
Pindahkanlah telur-telur hasil pemijahan dengan cara
menyeroknya dari tempat pemijahan, lalu masukkan ke wadah penetasan sesuai
dengan kepadatan yang dipersyaratkan.
Gantilah air wadah penetasan secara periodik sesuai
petunjuk.
Setelah telur-telur mulai menetas lakukan pemanenan larva
dengan cara yang sudah ditentukan.
Tebarlah larva-larva pada wadah pemeliharaan larva sesuai
kepadatan yang sudah ditentukan.
Lakukanlah penyifonan sebanyak minimal 1 kali sehari, dan
penggantian air secara parsial ketika kondisinya sudah tidak layak lagi.
Lakukanlah pengontrolan fungsi alat, dan pengontrolan
kualitas air secara periodik
10. Ketika larva sudah berumur 3 hari lakukanlah
penetasan artemia sesuai petunjuk teknis.
11. Ketika larva berumur 4 – 5 hari lakukanlah pemberian
pakan berupa artemia secara periodik
dan jumlah yang diperkirakan cukup.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharan induk Bawal adalah:
Pada induk ikan
bawal jantan yang matang gonad dicirikan dengan warna bagian dada yang merah
cerah, serta kalau distripping ke arah bagian perut akan keluar sperma (cairan
putih susu). Sedangkan pada induk betina
ciri yang matang gonad dapat dilihat dari bagian perutnya yang mengembang
(besar). Adapun untuk memastikan bahwa
telur induk betina sudah matang gonad sebaiknya contoh telurnya diambil
menggunakan kateter (canulator), yaitu dengan memasukkan kateter ke dalam
bagian urogenital (lubang kelamin betina) yang terdapat saluran kantung
telurnya (oviduct) sedalam ± 2,5 cm, lalu diisap secara perlahan sehingga telur
sebagian masuk ke dalam selang kateter.
Apabila telur sudah berbentuk bulat, warnanya kehijauan, serta mempunyai
ukuran yang seragam, menandakan induk sudah matang kelamin dan siap dipijahkan.
kalo mengunakan penetasan menggunakan ember efektip gak mas
BalasHapuskalo mengunakan penetasan menggunakan ember efektip gak mas
BalasHapus