Jumat, 18 Januari 2013

Pembenihan ikan bawal

Perikanan merupakan suatu sektor yang terus berubah dan berkembang dari tahun ke tahun.  Budidaya Perairan sebagai salah satu subsektor perikanan tidak luput dari hal tersebut.  Perbaikan dan penerapan teknologi dan inovasi terus dilakukan pada setiap kegiatan budidaya baik berupa teknologi dan inovasi sederhana sampai kepada yang tingkat tinggi.
Sebagai contoh penerapan teknogi dan inovasi tersebut seperti:
1.  Penerapan Efektive Metabolism (EM) atau probiotik pada persiapan lahan atau pada pengelolaan kualitas air wadah.
2.  Penerapan plankton katalis untuk memacu perkembangan plankton di kolam
3.  Manipulasi lingkungan dalam pemijahan ikan-ikan budidaya tertentu
4.  Penerapan hormon artifisial untuk pemijahan ikan-ikan tertentu, dan lain sebagainya.

Ikan bawal air tawar (Colosoma macropomum), merupakan ikan yang cukup banyak diminati oleh masyarakat sebagai ikan konsumsi karena rasa dagingnya yang enak.  Sedangkan para petani menyenangi membudidayakan ikan ini adalah karena cara membudidayakannya yang relatif mudah, biaya produksi relatif murah, serta pertumbuhannya yang cepat.
Pada ikan bawal air tawar (Colosoma macropomum), teknik pembenihan yang umum diterapkan oleh para pembenih adalah secara semi -buatan, dimana induk jantan dan betina sebelum memijah terlebih dahulu dirangsang dengan menggunakan hormon hipofisa atau hormon buatan (ovaprim), sedangkan pemijahannya terjadi secara alami (memijah sendiri).

Adapun yang dilakukan pada metode Pembenihan ikan bawal (Colosoma macropomum) diantaranya adalah:
1.Mempersiapkan wadah dan media pemeliharaan
2.Pemberian pakan pada induk dan larva
3.Pemindahan larva dan menyipon.

Induk ikan bawal tawar (Colosoma macropomum) yang siap dipijahkan adalah induk jantan dan betina yang mempunyai berat lebih minimal 2,0 kg, dimana induk-induk tersebut masing-masing telah matang gonad (kelamin). Induk ikan bawal air tawar dapat dilihat pada Gambar 2.
Pada induk ikan bawal jantan yang matang gonad dicirikan dengan warna bagian dada yang merah cerah, serta kalau distripping ke arah bagian perut akan keluar sperma (cairan putih susu).  Sedangkan pada induk betina ciri yang matang gonad dapat dilihat dari bagian perutnya yang mengembang (besar).  Adapun untuk memastikan bahwa telur induk betina sudah matang gonad sebaiknya contoh telurnya diambil menggunakan kateter (canulator), yaitu dengan memasukkan kateter ke dalam bagian urogenital (lubang kelamin betina) yang terdapat saluran kantung telurnya (oviduct) sedalam ± 2,5 cm, lalu diisap secara perlahan sehingga telur sebagian masuk ke dalam selang kateter.  Apabila telur sudah berbentuk bulat, warnanya kehijauan, serta mempunyai ukuran yang seragam, menandakan induk sudah matang kelamin dan siap dipijahkan.
Dalam kegiatan pemilihan induk matang kelamin ini langkah awal yang dilakukan adalah menangkap induk-induk tersebut dengan menggunakan jaring insang, yaitu dengan menyeret jaring dari bagian kolam belakang ke bagian depan kolam.  Karena ikan-ikan ini mudah ditangkap maka induk-induk dapat terjaring, yang selanjutnya dapat ditampung pada hapa.  Selanjutnya seleksi induk dapat dilakukan dengan memilih yang betul-betul siap pijah.
Gambar  2.  Induk Ikan Bawal
1.  Alat dan bahan
·           Timbangan
·           Jaring insang
·           Seser induk
·           Hapa
  • Kateter
  • Kantong plastik ikan
  • Induk jantan betina matang kelamin
 Keselamatan Kerja:
·           Bekerjalah dengan hati-hati
·           Pergunakanlah alat dan bahan sesuai dengan fungsi dan cara kerjanya
·           Pergunakanlah pakaian praktek/yang sesuai

Langkah Kerja:
·           Tangkaplah induk-induk
·           Tampunglah di dalam hapa
·       Pilihlah induk jantan yang matang  kelamin dengan cara menstripping induk, apabila keluar sperma tetapkanlah sebagai induk jantan yang terpilih.  Timbanglah bobot induk jantan yang terpilih.
·     Pilihlah induk betina yang matang  kelamin dengan menggunakan kateter, lalu timbang berat tubuhnya.
·           Masukkan induk-induk yang sudah dipilih ke dalam wadah pemberokan
·           Lakukanlah pemberokan selama sehari atau lebih tergantung kondisi induk

MEMIJAHKAN INDUK BAWAL AIR TAWAR (Colosoma macropomum)
Wadah untuk memijahkan ikan bawal air tawar ini bisa berupa bak semen atau bak fiberglass, dimana wadah sebelum digunakan harus dibersihkan dari kotoran yang terdapat, diisi dengan air bersih dan diberi aerasi yang keras agar nanti telur-telur bawal tetap melayang-layang di air (gambar 5).  Alat untuk pengaerasian yaitu blower yang dapat menghembuskan udara dengan keras.
Gambar   5.  Wadah pemijahan induk bawal air tawar

Selanjutnya induk-induk betina dan jantan yang sudah selesai disuntik disatukan pada wadah pemijahan yang sudah disiapkan. Biasanya induk-induk akan memijah pada tengah malam sampai subuh, dimana induk betina mengeluarkan telurnya yang diiringi dengan induk jantan membuahi telur-telur tersebut dengan mengeluarkan spermanya.  Pembuahan secara ovipar ini akan menghasilkan telur-telur yang sangat banyak yang dapat dilihat dari telur-telur terdapat berwarna putih jernih melayang-layang di air.  Telur yang biasanya berukuran kecil ketika dilepaskan ke air dan dibuahi akan mengembang sehingga mencapai ukuran beberapa kali lipat ukuran asalnya.


 Langkah Kerja
1.  Alat dan bahan
*        Wadah pemijahan
*        Blower/Aerator
*        Selang aerasi
*        Seser induk
*        Hapa


*        Spuit
*        Hormon ovaprim
*        Aquabidest
*  Induk jantan dan betina matang kelamin

Keselamatan Kerja:
*        Bekerjalah dengan hati-hati
*        Pergunakanlah alat dan bahan sesuai dengan fungsi dan cara kerjanya
*        Pergunakanlah pakaian praktek/yang sesuai

 Langkah Kerja:
*        Siapkanlah wadah pemijahan sesuai kebutuhan.
*        Hitunglah kebutuhan hormon untuk penyuntikan pertama dan kedua ,lalu ambil hormon pada botolnya menggunakan spuit sesuai kebutuhan, untuk menjamin hormon masuk dan bereaksi dengan baik didalam tubuh induk, encerkan hormon tersebut dengan aquabidest dengan perbandingan 2 – 4 kali lipat.
*        Tangkaplah induk betina lalu suntiklah pada bagian punggung sebelah kanan  untuk penyuntikan pertama, selanjutnya pada punggung sebelah kiri untuk yang kedua (agar induk tidak stress).
*        Pada saat penyuntikan ke dua induk betina lakukanlah penyuntikan induk jantan dengan jumlah hormon yang sudah ditentukan.
*        Masukkanlah induk-induk yang sudah disuntik ke dalam wadah pemijahan.
*        Tutuplah wadah pemijahan dengan menggunakan bahan yang dapat menjaga induk-induk tidak loncat dari dalam wadah ke luar.
*        Amatilah proses pemijahannya, apabila proses pemijahan sudah selesai segera tangkap induk-induknya untuk dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk.

MENETASKAN TELUR DAN MEMELIHARA LARVA BAWAL

Setelah induk memijah kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah menetaskan telur dan memelihara larva bawal.  Rangkaian kegiatannya adalah menyiapkan wadah untuk menetaskan telur dan memelihara larvanya.  Wadah yang dipersyaratkan adalah wadah yang higienis serta memenuhi kriteria kualitas air yang baik. 
Suhu air wadah diusahakan berkisar antara 27 – 30 oC, konsentrasi O2 terlarut sebaiknya tidak kurang dari 5 ppm,; pH 6,5 – 8,5; amonia   < 0,02; H2S < 0,006 ppm; dan alkalinitas 30 mg/l setara CaCO3.  Untuk penetasan telur hembusan blower (udara) harus selalu besar agar telur selalu teraduk (melayang-layang) dalam air, sebab apabila ada telur yang mengendap (tidak teraduk) akan menyebabkan tidak mau menetas.  Telur ikan bawal yang sudah dibuahi dapat dilihat pada Gambar 6.
      
CRIM0005
Gambar  6.  Telur ikan bawal yang sudah dibuahi


Penetasan bisa dilakukan langsung di wadah seperti bak fiberglass, bak semen, akuarium, atau pada corong tetas asal dengan syarat kualitas airnya baik serta kondisi airnya selalu mengeluarkan gelembung udara agar telur terus teraduk .
(gambar 7).
Ketika saat penetasan telur, agar kandungan amoniak tidak terlalu tinggi sebaiknya setiap 2 -3 jam sekali selalu dilakukan penggantian air.  Karena apabila kandungan amoniak tinggi akan menyebabkan telur gagal menetas atau larva yang baru menetas akan mati.
Setelah ± 14 jam sejak telur dipindahkan dari bak pemijahan telur sudah mulai menetas.  Maka kegiatan pemanenan larva sudah bisa dilakukan. Caranya cukup mudah dan sederhana yaitu dengan mengangkat/ mematikan aerasi beberapa saat sehingga larva yang baru menetas timbul dipermukaan sedangkan cangkang telurnya akan mengendap di dasar wadah.  Maka ketika itulah dilakukan pemindahan larva dengan cara menyeser larva pada wadah.  Hal ini dilakukan terus menerus beberapa kali sampai diperkirakan larva sudah terpanen semuanya atau sebagian besar sudah terpanen.
Copy%20(10)%20of%20Copy%20of%20DSC01620
Gambar  7.   Akuarium untuk memelihara larva bawal

Pada saat pemeliharaan larva hal yang harus dilakukan adalah menjaga kondisi kualitas air agar tetap baik.  Diantaranya yang penting dilakukan ialah menyifon kotoran organik yang terdapat pada air, serta melakukan penggatian air secara parsial (0,5 – 0,7 bagian air).
Larva bawal mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur (Yolk) yang besar.  Biasanya cadangan makanan tersebut akan habis setelah berumur 3 – 4 hari setelah menetas.  Oleh sebab itu penyiapan makanan alami berupa artemia baru diberikan pada hari ke 4 atau ke 5.  Itu berarti penetasan artemia baru dilakukan ketika larva berumur 3 hari, sebab cyst (telur) artemia akan menetas sekitar          ± 16 jam (tergantung merk dagang/kualitas cyst).
Cara untuk menetaskan artemia adalah dengan membuat larutan garam dengan konsentrasi 15 – 20 ppt.  Untuk satu galon aqua cukup ditetaskan sekitar 4 sendok telur artemia,  selanjutnya wadah penetasan yang berisi air garam dan telur artemia tadi diberi aerasi yang cukup sedang secara terus menerus.
Padat penebaran larva dalam wadah akuarium berukuran  80 x 40 x 40 cm kira-kira 5.000 ekor, sedangkan apabila di dalam bak yang berukuran 100 x 200 cm dapat mencapai 50.000 – 75.000 ekor.  Adapun pemberian pakan berupa artemia dilakukan 3 – 4 jam sekali tergantung kondisi perut larva apakah masih berisi pakan atau sudah habis dicerna.


 Langkah Kerja
1.  Alat dan bahan
*      Wadah penetasan dan pemeliharaan larva
*      Sikat lantai
*      Blower/Aerator
*      Pompa submersible
*      Outomatic water heater
*      Termometer
*      Selang air
*      Desinfektan?sabun colek
*      Selang aerasi
*      Seser larva
*      Corong tetas
*      Ember/wadah penetasan artemia
*      Mangkok
*      Sendok
*      Artemia
*      Garam dapur (NaCl)

Keselamatan Kerja:
*        Bekerjalah dengan hati-hati
*        Pergunakanlah alat dan bahan sesuai dengan fungsi dan cara kerjanya
*        Pergunakanlah pakaian praktek/yang sesuai

Langkah Kerja :
*        Bersihkanlah wadah untuk menetaskan telur dan memelihara larva menggunakan sikat lantai dan desinfektan.
*        Isilah wadah dengan air bersih sampai volume yang ditentukan.
*        Pasanglah aerator dan heater minimal 15 menit sebelum diisi dengan telur dan larva. Khusus untuk wadah penetasan perbesarlah aerasinya sampai apabila berisi telur nantinya telur akan teraduk melayang-layang diair.
*        Pindahkanlah telur-telur hasil pemijahan dengan cara menyeroknya dari tempat pemijahan, lalu masukkan ke wadah penetasan sesuai dengan kepadatan yang dipersyaratkan.
*        Gantilah air wadah penetasan secara periodik sesuai petunjuk.
*        Setelah telur-telur mulai menetas lakukan pemanenan larva dengan cara yang sudah ditentukan.
*        Tebarlah larva-larva pada wadah pemeliharaan larva sesuai kepadatan yang sudah ditentukan.
*        Lakukanlah penyifonan sebanyak minimal 1 kali sehari, dan penggantian air secara parsial ketika kondisinya sudah tidak layak lagi.
*        Lakukanlah pengontrolan fungsi alat, dan pengontrolan kualitas air secara periodik
*        10. Ketika larva sudah berumur 3 hari lakukanlah penetasan artemia sesuai petunjuk teknis.
*        11. Ketika larva berumur 4 – 5 hari lakukanlah pemberian pakan berupa   artemia secara periodik dan jumlah yang diperkirakan cukup.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharan induk Bawal adalah:
          Pada induk ikan bawal jantan yang matang gonad dicirikan dengan warna bagian dada yang merah cerah, serta kalau distripping ke arah bagian perut akan keluar sperma (cairan putih susu).  Sedangkan pada induk betina ciri yang matang gonad dapat dilihat dari bagian perutnya yang mengembang (besar).  Adapun untuk memastikan bahwa telur induk betina sudah matang gonad sebaiknya contoh telurnya diambil menggunakan kateter (canulator), yaitu dengan memasukkan kateter ke dalam bagian urogenital (lubang kelamin betina) yang terdapat saluran kantung telurnya (oviduct) sedalam ± 2,5 cm, lalu diisap secara perlahan sehingga telur sebagian masuk ke dalam selang kateter.  Apabila telur sudah berbentuk bulat, warnanya kehijauan, serta mempunyai ukuran yang seragam, menandakan induk sudah matang kelamin dan siap dipijahkan.

2 komentar:

  1. kalo mengunakan penetasan menggunakan ember efektip gak mas

    BalasHapus
  2. kalo mengunakan penetasan menggunakan ember efektip gak mas

    BalasHapus